Sunday, May 2, 2010

TONARI NO TOTORO / MY NEIGHBOR TOTORO (1988)


Synopsis: When two girls move to the country to be near their ailing mother, they have adventures with the wonderous forest spirits who live nearby. (IMDB.com)

Cast / Crew: Noriko Hidaka, Chika Sakamoto, Hitoshi Takagi / Director : Hayao Miyazaki




Review:

Film animasi yang merupakan buah kreatif sang maestro Jepang, Hayao Miyazaki ini menyajikan sebuah kesederhanaan. Sederhana dari segi plot, alur, bahkan sampai kepada animasinya. Tapi apakah film ini lantas menjadi sebuah karya yang mediocre? Wah, tentu tidak dong!

Kenapa? Apa alasannya? Mari kita lihat satu persatu.

Sederhana tidak selamanya berbanding lurus dengan kualitas. Dalam film ini, kesederhanaan dari segi cerita memang diwakili oleh plot yang sederhana. Tentang bagaimana hidup dan keseharian 2 orang gadis kecil, kakak adik, yang berusaha beradaptasi dengan lingkungannya yang baru, lengkap dengan segala konflik yang mereka temui. Jangan bayangkan konflik yang berat dan rumit ya! Tapi lebih tentang bagaimana keduanya harus berhadapan dengan situasi keluarga yang tidak lengkap, ayah yang sibuk mengurusi pekerjaan dan merawat sang ibu, tokoh ibu yang sedang dirawat di rumah sakit, lingkungan pedesaan yang cukup asing, dan bagaimana keduanya harus saling menjaga dan mengisi kekosongan yang ada. Dalam film ini dunia anak-anak diwakili dengan situasi yang tetap positif dan penuh canda, optimisme, dan, ini yang pasti, imajinasi. Yaaa, imajinasi yang luas… Kekosongan jiwa akibat kurangnya perhatian dari orang tua membuat mereka menghidupkan imajinasinya tentang hutan dan para penghuninya. Folktale tentang mahluk ajaib bernama Totoro yang mendiami sebuah pohon besar di tengah hutan.

Bagaimana Hayao memotret kehidupan anak-anak di pedesaan memang sangat tepat. Sederhana, kaku, dan dibalik kekikukan sebenarnya ada sikap toleransi dan tolong menolong yang tinggi. Dan keputusannya untuk memotret kehidupan tersebut secara sederhana merupakan keputusan yang pas, sehingga tersajikan ke hadapan kita sebuah potret yang memang terlihat alami dan pas. Jadi, film tidak melulu butuh sebuah cerita bombastis fantastis eksplosif tentang bencana akhir dunia untuk menjadi sebuah film hebat. Akan tetapi, kadang2 sebuah film hanya butuh sebuah cerita sederhana, yang ditangani dengan tangan dingin sang maestro, untuk menjelma menjadi film yang gaungnya lebih hebat dari film2 bencana itu! Ceritanya boleh sederhana, tapi tidak kacangan dan shallow. Two big thumbs up for you, Mr. Miyazaki!!

Salah satu ciri khas studio Ghibli yang juga merilis film ini adalah animasinya yang selalu luar biasa. Jarang sekali mereka menyajikan kualitas animasi yang biasa. Hampir selalu breath taking. IMHO. Namun untuk film Totoro ini, keajaiban animasi itu tidak tersajikan secara maksimal. Walau tetap dipenuhi dengan animasi yang halus, detil, dan nyaris realistis, film ini tidak menyajikan sebuah suguhan kaya warna dan atraktif. Tapi apakah ini mengurangi kenikmatan menyaksikannya? Tentu tidak! Sebuah cinematic experience tetap kita dapatkan, walau mungkin tidak maksimal.

Film ini memang mewakili ciri khas Miyazaki yang selalu dipenuhi dengan imajinasi-imajinasi liar, fantasi tanpa batas, yang hampir selalu menembus batas logika. Bahkan karya Disney pun tidak semuanya mampu menampilkan “magic” didalamnya. Rasa-rasanya kita akan sulit menalar menemui karakter hewan berbulu mirip beruang, berkuku tajam, mata belo’, dengan tampang bodoh hadir dihadapan kita, bukan untuk menakuti, tapi untuk membantu. Atau karakter kucing raksasa sekaligus bis ajaib yang bergerak liar kesana kemari. Juga tentang tarian menumbuhkan bibit pohon yang dalam waktu singkat berubah menjadi pohon raksasa untuk kemudian terbang menaiki payung diantara dahan2nya. Imajinasi yang luaaar biasaa!!

Tapi inilah Miyazaki. Walau sulit dinalar, tetap terlihat wajar, tidak berlebihan, tapi juga indah dan natural.

My Neighbor Totoro mungkin memang bukan karya Miyazaki yang terbaik. Tapi film ini juga merupakan salah satu masterpiece dari sang maestro animasi. Kesederhanaan plot dan animasi tidak lantas membuatnya menjadi film yang biasa2 saja. Justru film ini menjadi sebuah film animasi keluarga yang sederhana, tapi penuh makna.

Go see it! Enjoy the show!!

Rating : 9 / 10

2 comments:

  1. suka sekali dg film ini.. Very simple and yes it brings our imagination 'wild' *membangkitkan imajinasi kekanak2an kita, luv it. If you think that fantasy or imagination belongs to children, u may consider that again.. It is a 'feel good inc.' movie for me, no boundaries where we feel like a child *setidaknya itu yg aku rasa saat nonton film ini yak

    *Moment terindah dlm hidup adalah di saat kita menjadi anak-anak ^_^

    ReplyDelete
  2. review boys in stripped pajamas dunk ato le grand voyage (bikin sesak di dada, ga sampe nangis sih)... di bf dah ada yg pnh bahas blm ya.. ur review must be a good one ^_^

    ReplyDelete