Monday, April 19, 2010

RUN LOLA RUN (1998)


Synopsis: A young woman in Germany has twenty minutes to find and bring 100,000 Deutschmarks to her boyfriend before he robs a supermarket. (IMDB.com)

Cast/Crew: Franka Potente, Moritz Bleibtreu / Director : Tom Tykwer




Review:

Every second of every day you're faced with a decision that can change your life.

Dari tangan dingin seorang Tom Tykwer, hadirlah sebuah film thriller unik nan menawan.

Film ini merupakan salah satu film yang cukup memorable. Plot film sebenarnya cuma ada 1, yaitu bagaimana karakter Lola (Franka Potente) berusaha sekeras mungkin untuk membantu sang pacar, Manni (Moritz Bleibtreu) menyelesaikan masalahnya. Lola harus mencegah Manni melakukan tindakan nekat merampok sebuah supermarket demi melunasi hutangnya. Alur cerita bergulir tentang bagaimana Lola terus berlari, dan berlari, dan lari, dan teruuuus berlari demi mencegah Manni berbuat tolol. Well, sesuai dengan judulnya bukan? Lari, Lola, Lariii…..

Ide ceritanya sebenarnya simpel. Sangat simpel malah. Tapi bagaimana Tom Tykwer mempresentasikan filmnya dengan gaya bertutur yang tidak linear, tidak lazim dan cenderung aneh, justru membuat film ini menjadi unik. Film ini merepresentasikan bagaimana manusia mengambil keputusan, dan ada sebuah konsekuensi yang muncul dibalik setiap keputusan tersebut. Hmm… sebuah filosofi yang sangat mengena!

Buat penikmat film yang terbiasa dengan gaya bertutur lurus tentu akan mengernyitkan kening, bingung, dan cenderung apatis dengan film ini. Tidak sedikit pula yang menganggap film ini aneh dan sulit diikuti. Tapi ketika kita meluangkan waktu untuk duduk menyimak film ini, maka ada sebuah petualangan sinematis yang luar biasa, yang disajikan kepada kita melalui gaya maju mundur yang tidak lazim ini.

Secara teknikal, film ini menawarkan pergerakan gambar yang penuh dinamika, bertensi tinggi, dalam tempo yang cepat. Gaya penyutradaraan yang ajaib ini mungkin bukan yang pertama. Tapi, sampai dengan saat ini saya belum menemukan film dengan plot maju mundur seperti film ini, kecuali Memento, yang juga secara brilian membangun tensi cerita melalui gayanya yang non linear.

Film diedit dengan sangat cepat, penuh dengan musik hingar bingar yang menghentak, sesuai dengan nafas film ini.

Selain gaya bertutur yang unik, berbeda, dan sedikit ajaib, yang sebenarnya tetap memorable buat saya adalah filosofi film ini sendiri. Film ini memberikan pencerahan tentang bagaimana setiap manusia harus bertanggung jawab atas setiap keputusan yang diambilnya. Dan bagaimana mekanisme manusia akan berusaha untuk memperbaiki atau menebus kesalahannya dimasa lalu untuk memperbaiki masa depan, atau setidaknya saat ini. Untuk setiap tindakan yang Lola ambil, akan ada konsekuensi baik untuk dirinya sendiri, maupun terhadap Manni. Begitu juga sebaliknya. Dari rangkaian aksi-reaksi tersebut, kita seolah-olah disuguhkan beberapa film dengan endingnya masing-masing. Terserah kita. Apakah kita akan membuat film ini menjadi happy ending, berakhir tragis, atau berakhir ambigu.

Betapa korelasi film ini menjadi sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Tidak usah jauh-jauh mengambil contoh. Keputusan mengambil rute perjalanan menuju kantor yang salah akan membawa kita kepada kondisi kurang mengenakkan seperti macet. Atau pilihan menu makan siang yang salah, bisa-bisa justru membuat kita menjadi diare. Dan masih banyak lagi pilihan-pilihan dan pasangan konsekuensinya. Tapi ada satu pilihan yang saya tahu saya ambil dengan sangat tepat. Aksi nya adalah, saya memutuskan untuk menyaksikan film ini. Reaksinya adalah : I love it!! Sebuah film yang unik, segar dan menyenangkan…!! Hmm.. sungguh sebuah pasangan aksi-reaksi yang pas!

Run, Lola, Run…. A must see for those who love the thrills of seing a movie. Seru, tegang, unik, dan menyenangkan.

Go see it, enjoy the show!!!

Rating : 8/10

1 comment:

  1. 'Dan bagaimana mekanisme manusia akan berusaha untuk memperbaiki atau menebus kesalahannya dimasa lalu untuk memperbaiki masa depan, atau setidaknya saat ini'... past can be fixed as we take a lesson from it...

    ReplyDelete